Popular Post

Popular Posts

Posted by : Unknown Senin, 12 Januari 2015



Nama ‘Jambi’ berasal dari kata ‘Jambe’ dalam bahasa Jawa yang berarti ‘Pinang’. Kemungkinan besar saat Tanah Pilih dijadikan tapak pembangunan kerajaan yang baru, pepohonan pinang banyak tumbuh disepanjang aliran sungai Batanghari, sehingga nama itu yang dipilih oleh Orang Kayo Hitam. Namun ada pula penjelasan yang memiliki versi lain yang menyebutkan bahwa kata Jambi itu justru berasal dari bahasa Arab yang di tulis dalam tulisan Arab (huruf Hijaiyah) dengan makna sahabat akrab. “Berpedoman pada buku sejarah De Oudste Geschiedenis van de Archipel bahwa Kerajaan Melayu Jambi dari abad ke 7 s.d. abad ke 13 merupakan bandar atau pelabuhan dagang
yang ramai. Disini berlabuh kapal-kapal dari berbagai bangsa, seperti: Portugis, India, Mesir, Cina, Arab, dan Eropa lainnya. Berkenaan dengan itu, sebuah legenda yang ditulis oleh Chaniago menceritakan bahwa sebelum Kerajaan Melayu jatuh ke dalam pengaruh Hindu, seorang puteri Melayu bernama Puteri Dewani berlayar bersama suaminya dengan kapal niaga Mesir ke Arab, dan tidak kembali. Pada waktu lain, seorang putri Melayu lain bernama Ratna Wali bersama suaminya berlayar ke Negeri Arab dan dari sana merantau ke Ruhum Jani dengan kapal niaga Arab.
Kedua peristiwa dalam legenda itu menunjukkan adanya hubungan antara orang Arab dan Mesir dengan Melayu. Mereka sudah menjalin hubungan komunikasi dan interaksi secara akrab. Kondisi tersebut melahirkan interpretasi bahwa nama Jambi bukan tidak mungkin berasal dari ungkapan-ungkapan orang Arab atau Mesir yang berkali-kali ke pelabuhan Melayu ini. Orang Arab atau Mesir memberikan julukan kepada rakyat Melayu pada masa itu sebagai ”Jambi”, ditulis dengan aksara Arab yang secara harfiah berarti ’sisi’ atau ’samping’, secara kinayah (figuratif) bermakna ’tetangga’ atau ’sahabat akrab’.
Jambi adalah sebuah provinsi di Indonesia yang terletak di pesisir timur di bagian tengah Pulau Sumatera. Jambi merupakan satu dari tiga provinsi di Indonesia yang ibukotanya bernama sama dengan nama provinsinya, selain Bengkulu dan Gorontalo. Sepucuk Jambi Sembilan Lurah itulah yang tertulis pada selogan Provinsi Jambi, yang mana ini menunjukkan luasnya wilayah Kesultanan Melayu Jambi yang merangkul sembilan lurah dikala pemerintahan Orang Kayo Hitam, yaitu : VIII-IX Koto, Petajin, Muaro Sebo, Jebus, Aer Itam, Awin, Penegan, Miji dan Binikawan.
Lambang merupakan sebagai suatu tanda atau pengenal tetap baik berupa lukisan, perkataan/huruf, pada hakekatnya merupakan pernyataan akan sesuatu hal atau mengandung makna/maksud tertentu. Kalimat “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah“ merupakan bagian dari logo lambang Provinsi jambi. Imbuhan “se” pada kalimat “sepucuk” oleh pencipta logo lambang tersebut jelas memberikan suatu arti satu kesatuan sejarah rakyat dan wilayah Provinsi Jambi sejak masa kerajaan hingga menjadi provinsi, yang mana terbentuknya pada tahun 1960-an.
Jika kita cermati dan mengacu pada Peraturan Daerah Provinsi Jambi Nomor 1 Tahun 1969 tentang lambang Daerah Provinsi Jambi, lahirnya lambang daerah tersebut dimaksud sebagai pemeliharaan rasa kebangsaan sebagai Bangsa Indonesia serta memelihara rasa kesatuan sebagai rakyat dari negara Republik Indonesia dan untuk memperdalam rasa tanggung jawab terhadap pembangunan Daerah.
Dalam pasal 2 ayat (8) dari peraturan daerah dimaksud memberikan perkuatan penafsiran terhadap tulisan “Sepucuk Jambi Sembilan Lurah” di dalam satu pita yang tergulung tiga dan kedua belah ujungnya bersegi dua, Pasal 21 Undang Adat Jambi menyebutkan Pucuk Jambi Sembilan Lurah ialah “uluan Jambi” yaitu Pulau Aur ialah Pulau Pandan, tempat sialang berlantak besi dan durian di takuk rajo, antara dengan tanah Minangkabau, itulah yang dinamakan Pucuk Jambi.
Kalimat “Pucuk Jambi Saembilan Lurah “ terpatri dalam naskah lama “undang-undang Piagam Pencacahan dan Kisah Negeri Jambi” yang ditulis Ngebi Sutho Silago Priyayi Rajo sari bertarikh 1356/1939 M, pada Kitab ini dalam pasal 37 pucuk Undang delapan berbunyi “.....yang bernama pucuk jambi ialah Uluan Jambi, pertama Pulau Umak disanalah Durian ditakuk Rajo sebelah hulu Sialang bertantak besi antara dengan Tanah Minagkabau, maka itulah bernama pucuk jambi, Adapun yang dinamakan Sembilan Lurah itu anak batanghari Jambi sungainyo yang besar 9 sungai, pertama Sungai Tembesi, Kedua Batang Merangin, Ketiga Batang Asai, keempat Sungai Tabir, Kelima Tebo, Keenam Bungo, Ketujuh Pelepat, Kedelapan Masumai, Kesembilan Jujuhan, Mako itulah yang dinamakan yang Sembilan Lurah. Sebagai mana yang kita ketahui Sungai Batanghari adalah sungai terpanjang di pulau Sumatera. Sungai Jambi ialah nama kuno Sungai Batang Hari dengan 9 anak sungai yang besar.


Ditulis oleh Eko Nuriyatman (Simpang Sungai Duren), mahasiswa Prodi Hukum Kebijakan Publik, Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © HIPEJ (Himpunan Pelajar Jambi) Surakarta - BH-AD - Powered by Blogger - Designed by MHA -